Deteksi Dini Frambusia, Puskesmas Gembong Lakukan Pemeriksaan di Ponpes As-Salafiyah
Upaya pencegahan terhadap berbagai masalah kesehatan di masyarakat terus dilakukan oleh Puskesmas Gembong. Tak terkecuali dengan sasaran para santri Pondok pesantren. Kali ini, petugas Puskesmas Gembong menyasar Pondok Pesantren As-Salafiah yang ada di desa Bageng Kecamatan Gembong. Para santri menjalani pemeriksaan kulit untuk mengetahui apakah ada santri yang terpapar Frambusia. Pelaksana program Kusta Frambusia Puskesmas Gembong Kurnianingsih, AMK menuturkan, Penyakit Frambusia yang juga disebut Patek atau Bubo adalah penyakit kulit menular menahun yang kambuhan. Penyebabnya adalah kuman Treponemapertenue. Penyakit Ini banyak menyerang anak-anak usia kurang dari 15 tahun. Dengan gejala Bakteri penyebab frambusia dapat masuk ke dalam tubuh seseorang melalui luka terbuka atau goresan di kulit. Cara penularannya adalah melalui kontak langsung dengan ruam kulit pada penderita frambusia. Dengan gejala awal muncul ruam merah pada kulit setelah dua sampai 4 minggu kulit tersebut terpapar kuman. Ruam ini perlahan menyerupai seperti strauberri dengan tidak menimbulkan rasa sakit, namun gatal. Pada awalnya, frambusia hanya akan menyerang kulit. Namun, seiring berjalannya waktu, penyakit ini juga dapat menyerang tulang dan sendi. Pada tahap sekunder, ruam kulit dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti kaki, lengan, wajah, dan bokong. Penderita juga dapat memiliki ruam kulit yang terasa nyeri di telapak kaki. Akibatnya, penderita mulai merasa sulit untuk berjalan dan mengalami perubahan pada gaya berjalan. Kondisi ini sering disebut dengan crab yaws.
Tahap sekunder juga mengakibatkan timbulnya peradangan pada lapisan terluar tulang (osteoperiostitis) dan pembengkakan jaringan di sekitar tulang jari-jari kaki. Peradangan ini juga dapat menimbulkan nyeri.
Meskipun dalam screening kepada para santri tersebut tidak ada temuan kasus Frambusia, namun pihaknya berharap kepada pihak Pondok pesantren untuk tetap mewaspadai, dengan cara menjaga kebersihan dengan menerapkan Poskestren. Pihak Puskesmaspun akan malakukan pemeriksaan secara berkala guna pencegahan yang lebih intensif.
Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantrean AS-Salafiyah Bageng KH. Rusydi S.Pdi memberikan apresiasi positif terhadap kegiatan tersebut. Menurutnya, selain sebagai upaya pencegahan dini, kegiatan ini juga merupakan rambu-rambu bagi para santri untuk tetap mengikuti protokol kesehatan dan menjaga kebersihan, baik kebersihan diri maupun sanitasi lingkungan pondok pesantren.
(AK-86)